Rabu, 22 April 2009

Ibundaku Pergi ...

Hey blogger mania. Lama rasanya tak memposting di blog kecintaanku ini. Why?
Soalnya aku lagi ada prepare buat Ujian Nasional, yang baru selesai hari ini.
Tapi belum UN alias Ujian Nasional dimulai, aku sudah mendapatkan Ujian yang lebih berat dari pada Ujian Nasional. What is that ?
Ya, saat itu tanggal 15 April 2009. Aku lalui hariku seperti biasanya. Tak ada sesuatu yang buruk terjadi. Hari itu pelajaran seperti biasanya. Aku pu mengikutinya dengan serius. kemudian aku istirahat dan pergi ke kantin bersama bestfriendsQu, aku makan di sana dan masih sempat bercanda dan tertawa bersama mereka.
Kemudian bel masuk pukul 10:15 berbunyi. aku kembali masuk ke ruangan kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Waktu itu pelajaran berikutnya Bahasa Inggris. Karena Guru pengampu (Mrs. Nunik) belum nongol-nongol juga, akhirnya aku dan teman-teman yang lain mencoba mengerjakan kembali soal matematika try out ke 3 sebelumnya.
Kemudian kakakku mencariku ke kelasku. Aku keluar kelas dan melihat kakakku sudah bersiap pulang ke rumah. Aku tanya padanya "ada apa?", tiba-tiba perasaanku ngak enak. "Balik ke Klaten, Ibu Kritis" katanya. Astaghfirullahaladzim..... seolah2 petir menyabar tubuhku. Ibu Kritis? rasanya aku tak percaya itu. Memang Ibu sudah cukup lama sakit sesuatu. Tiba-tiba pikiran-pkiran kemana-mana. Aku pamit sama teman-teman dalam linangan air mata, aku bilang nanti kalau gurunya masuk, aku minta izin pulang. Teman-temanku menguatkan aku, agar aku bersabar. Akhirnya aku pulang, lalu menyiapkan beberapa baju ke dalam ransel, kakak perempuanku juga menangis begitu mendengar kabar itu. Ketika aku sedang merapikan pakaian, tiba-tiba saudaraku yang di Klaten menelfon lagi , katanya Ibu meninggal dunia.
Masya Allah..... Apa yang terjadi. Aku tak tahan untuk tak menangis, kutumpahkan air mataku mengiringi kepergian Ibundaku tercinta. Aku sangat menyesal, karen aku tak bisa berada di samping Ibu ketika akhir ajalnya. Innalillahi wa innalillahirojiun..... Beliau sudah tak ada kini.
Dengan menggunakan mobil dinas sekolah, aku, kedua kakakku, dan beberapa guruku berangkat ke Klaten sekitar pukul setengah dua siang. Aku khawatir apakah nantinya aku sampai tepat waktu, mengingat Ibu akan dimakamkan sore harinya pukul 17:00, tapi kakakku memohon pada saudara-saudaraku disana agar mau menunggu kami. sebelum berangkat aku ke sekolah dulu, menjemput beberapa guru. aku temui yemen-temanku yang belum pulang, mereka mendekapku dan menangis bersamaku, seolah-olah mereka turut merasakan apa yang aku rasakan. semua teman2ku menangis. Mereka bilang aku harus kuat dan tegar.
Setelah kebat-kebut sana-sini akhirnya aku sampai di Klaten Pukul 18:00 lewat. Aku turun dari mobil dan membawa tasku. Kulihat para tamu takziah masih disana. Bibiku menghampiriku dan menuntunku masuk ke ruang tamu. Rasanya aku ingin pingan, tapi entah dari mana ketegaran itu datang. Aku hanya menangis sebentar. Lalu aku dituntun untuk melihat jenazah Ibuku yang sudah dikafani dan diletakkan dalam peti. Ya Tuhan inilah saat terakhir aku melihatnya. Mungkin aku tak akan melihatnya lagi. Seisi rumah geger ketika aku dan kedua kakakku sampai disana. Bibi, tante, keponakan, mencoba menasehatiku, supaya aku begini, begitu... Aku kagum pada Bapak, beliau tak menangis sama sekali. Beliau sangat tegar. Setelah itu aku pergi ke sumur, ambil air wudhu kemudian mensolatkan Ibuku dengan perasaan teramat pilu. Setelah selesai, Peti ditutup dan dibawa ke pemakaman saat itu juga. Tepat ketika adzan isya' (aku ingat sekali) Jenazah Almarhumah Ibu dimasukkan dalam liang lahat. diterangi lampu2. Aku melihat Peti Ibuku ditutup dengan bambu, kemudian dikubur dengan tanah. Ya, Ibuku dimakamkan di dekat makan Eyang putri dan Eyang kakung. Yah....itulah saat dimana aku meliha beliau untuk terakhir kalinya.

Selamat Jalan Ibundaku....
Doaku akan selalu menyertaimu....
Aku sangan menyayangimu Ibu....
Tiada yang berharga di dunia ini kecuali engkau...
Terimakasih untuk semua jasamu Ibu....
Selamat Jalan, semoga Allah menempatkanmu di tempat terindah di sisi-Nya...Amin.

Itulah ujian terberat dalam hidupku, rasanya lebih menyedihkan dari apapun.
Aku harus kembali ke Tegal dan menyongsong Ujian Nasional pada tanggal 20 April 2009.

0 komentar: